x

Iklan

Kang Nasir Rosyid

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Cerita di Balik PON, Pantai Balongan Indramayu (Bag 1)

gambaran tentang venue dan layar

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Boleh jadi, sepanjang gelaran PON di jagad nusantara ini, Pelaksanaan di Tanah Legenda Jabar inilah yang terbilang paling siap. Vanue untuk tempat pertandingan di sebar di 16 Kabupaten/Kota se Jawa Barat.

Salah satu venue Cabang Olah Raga PON XIX 2016 yakni di Pantai Balongan, Kabupaten Indramayu yang di gunakan untuk Pertandingan Layar. Pantai Indah Balongan yang merupakan tempat Wisata Lokal, disulap untuk mejadi venue dalam PON Jabar 2016.

Sarana dan prasana di vanue ini cukup baik, tenda tenda masing kontingen berjejer di sepanjang pantai dan area pantai yang tidak jauh dari lokasi PT.Pertamina Balongan. Disini juga di bangun Musholla yang cukup baik, ,jalan menunju lokasi sepanjang kurang lebih 200 meter dari jalan raya sudah di beton, sedangkan didalam  area pantai , sudah dipasang con blok sebagai akses jalan untuk pejalan kaki.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Disamping tenda tenda kontingen, di area inipun berjejer tenda pendukung yang ditempati oleh para pedagang pernak pernik hasil UKM masyarakat setempat, bahkan pedagang dari jakartapun tak ketinggalan utamanya yang menjajagan kaos cendramata ‘’PON 2016’’. Sementara di paling ujung, berjejer bangunan yang masih baru dengan kontruksi baja ringan, bangunan ini ditempati para pedagang yang menjual  bebagai makanan ringan dan minuman seperti kopi, bakso, pecel, mie dan lain.

Sekilas memang area pantai Balongan Indah yang dijadikan vanue Layar ini memang kelihatan apik. Saya coba menyelusuri jejak jejak hingga area ini tertata rapi setelah dijadikan vanue Layar.

Tersebutlah seorang sosok yang bernama Pak Darma, pedagang kopi yang menempati salah satu jejeran kios  bangunan yang masih anyar yang atap dan rangkanya terbuat dari baja ringan yang dibangun Pemda setempat. Menurut penuturannya, dialah orang yang pertamakali bikin kios atau layaknya disebut gubuk di bibir pantai balongan untuk sekedar berjualan minuman bagi yang berkunjung ke pantai balongan.

Awalnya, Pak Darma yang semula kerja ‘’proyekan’’ ini, banyak yang mencibir, ‘’tapi biarlah engga apa apa, yang penting halal, tidak mencuri’’, kata Pak Darma bertutur sambil menemani saya makan Mie rebus buatan istrinya. Pak Darma mulai menempati gubuk dibibir pantai ini tahun 2005, artinya sudah cukup lama ia mengais rejeki memanfaatkan lahan dan Alam yang bagi orang lain dianggap hal yang neko neko. Tapi beberapa tahun kemudian, banyak masyarakat sekitar yang kemudian mengikuti jejaknya ‘’bikin gubug’’ menjual minuman dan makanan, apalagi setelah Pantai Balongan banyak dikunjungi wisatawan lokal.

Pak Darma sudah mulai hidup tenang dengan hasil jualannya di bibir pantai, hingga ia meningkatkan bangunan yang semula gubug menjadi semi permanen. Hingga ahirnya ada penetapan Pantai Balongan dijadikan vanue untuk Cabor layar.  Konsekwensinya, semua bangunan yang ada harus dibersihkan, baik yang berupa gubuk maupun  bangunan semi permanen tak ada ampun.

Pak Darma termasuk orang yang manut, bangunannya dibongkar sendiri, tapi banyak juga yang ngga mau, ‘’ahirnya ya dirobohkan pemerintah’’, tutur pak Darma.

Bersambung........

Dari  Pojok OASIS RESTO ASTON HOTEL CIREBON 22.9/16

Ikuti tulisan menarik Kang Nasir Rosyid lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB