x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Bila Kamu Ingin Berganti Karir (seperti Agus Yudhoyono)

Sebelum memutuskan untuk meninggalkan karir lama, cobalah bertanya pada diri sendiri: “Apakah karir baru itu lebih saya inginkan?”

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Berpindah lapangan pengabdian dari ranah militer ke politik-pemerintahan, seperti dilakukan oleh Agus Harimurti, adalah perubahan karir yang terbilang besar. Jalurnya sangat berbeda, medannya amat berlainan: yang satu mengikuti garis komando yang jelas, yang satu lagi penuh aroma politik yang berliku-liku. Agus mundur dari militer dalam usia relatif muda dengan pangkat Mayor serta meninggalkan masa depan di dunia militer yang berpotensi cemerlang. Ini keputusan besar bagi hidupnya.

Sebelum Agus, Yoyok Riyo Sudibyo telah melakukan hal yang sama. Yoyok mundur dari dinas militer, juga berpangkat Mayor saat itu, untuk mengurusi perusahaannya. Setelah itu, baru ia terjun ke politik dan terpilih sebagai Bupati Batang. Dibandingkan dengan Agus Harimurti yang keputusannya begitu mengejutkan, Yoyok barangkali lebih punya waktu untuk berpikir ketika hendak terjun ke dunia politik—mengabdi kepada masyarakat lewat jalur pemerintahan.

Nah, apakah Anda terinspirasi oleh Agus dan Yoyok untuk berganti karir? Orang-orang yang pernah berpindah haluan pada umumnya merasakan betapa tidak mudah mengubah atau berganti karir. Salah satu saran yang kerap mereka berikan ialah ketika hendak membuat keputusan untuk berpindah karir, kamu perlu berpikir: “Apakah saya berganti karir karena bosan dengan pekerjaan lama, merasa tidak sukses, tidak bahagia, punya keterampilan yang menurutmu tidak termanfaatkan di pekerjaanmu sekarang, atau karena dipromosikan ke tempat yang tidak saya sukai?”

Dari pengalaman orang-orang yang berpindah karir, ada sejumlah saran yang menarik untuk dipikirkan:

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pertama, jangan berganti karir karena kamu membenci pekerjaan lama. Jangan membuat kesalahan dengan mencampuradukkan antara membenci pekerjaanmu sekarang dengan membenci karirmu sekarang. Luangkan waktu untuk memikirkan hal ini. Saat ini mungkin kamu tidak menyukai pekerjaan yang sekarang, tapi siapa tahu bulan depan kamu mendapatkan posisi yang kamu inginkan dengan karir yang tetap sama.

Kedua, jangan meniti karir di bidang lain tanpa intropeksi intens. Pastikan bahwa kamu bukan berusaha melarikan diri ke bidang yang baru karena merasa kurang berhasil di tempat lama. Berpikirlah dengan tenang saat emosi negatif tidak sedang mencekam.

Ketiga, jangan mengubah karir hanya karena tekanan dari luar. Kamu bisa saja mendengarkan masukan dari orang lain—orang tua, saudara, teman, atasan—mengenai karirmu, tapi jangan berganti karir hanya karena tidak tahan menghadapi tekanan mereka.

Keempat, jangan memburu pekerjaan hanya karena alasan pekeraan itu sangat menarik, sebab pekerjaan itu belum tentu cocok buatmu. Kesesuaian merupakan hal yang penting agar kamu tekun dalam meniti karir tertentu.

Kelima, jangan pindah ke bidang lain hanya karena temanmu meraih prestasi bagus di situ. Mungkin kamu silau, panas hati (“Saya juga bisa”), atau terinspirasi oleh prestasi yang diraih temanmu, lalu kamu berpikir akan mampu meraih prestasi yang sama atau bahkan lebih baik lagi.

Keenam, jangan jadikan uang sebagai faktor utama untuk berganti karir. Tidak ada cukup uang di dunia ini yang bisa membuatmu bahagia bila pekerjaanmu tidak cocok untukmu. Ketidakpuasan di tempat kerja dan stres adalah persoalan kesehatan no 1 bagi pekerja.

Ketujuh, jangan berganti karir tanpa menyegarkan jejaring kamu dan menemukan mentor baru untuk membimbing kamu di bidang yang baru. Berganti karir bukanlah tindakan yang berdiri sendiri. Begitu kamu sudah mengincar karir baru yang kamu inginkan, mulailah mengembangkan kontak-kontak baru. Jejaring sangat penting bagi siapapun yang akan memasuki medan kompetisi baru.

Kedelapan, jangan berganti karir tanpa berbekal pengalaman, pendidikan, atau keterampilan yang diperlukan. Semua ini perlu untuk menjembatani karir lama dengan karir baru yang kamu inginkan. Tanpa semua itu, tindakanmu tidak ubahnya berangkat ke medan pertempuran tanpa membawa bekal.

Kesembilan, perluaslah persepsimu tentang berbagai karir yang mungkin kamu tekuni dengan mempertimbangkan passion kamu, kompetensi kamu, maupun peluangnya bagi masa depanmu yang cerah. Siapa tahu kamu dapat menemukan peluang besar yang tersembunyi—sebuah karir yang sama sekali berbeda dari yang pernah kamu bayangkan.

Membuat rencana yang matang akan lebih baik sebelum melangkah untuk berganti karir. Jangan terlampau berharap bahwa segalanya akan berubah dalam semalam semudah menekan tombol listrik: dari gelap berganti terang dalam sekejap. (sumber ilustrasi: africannewsjournal.com) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler