x

Iklan

Iwan Setiawan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Jantung Sehat, Ibadah Tak Terhambat

Kondisi jantung yang sehat jadi kunci aktifitas ibadah, utamanya ibadah haji. Tubuh yang bugar jadi modal utama ibadah yang berlangsung di Mekkah tersebut.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kakakku Maman menelan pil pahit kehidupan. Rencananya untuk beribadah ke Tanah Suci tertunda lantaran pertimbangan kesehatan. Serangkaian tes kesehatan menjelang keberangkatan para Jemaah Haji menjadi saringan yang membuatnya tertahan. Pemeriksaan jantung, satu dari tes itu, “membelokan rute” perjalanan ibadah beliau. Bagi calon Jemaah haji umumnya, jalur ibadah itu dilalui secara langsung dari embarkasi pemberangkatan menuju Mekkah. Namun bagi Kang Maman, ia diharuskan “transit” di Rumah Sakit terlebih dahulu untuk memulihkan kesehatan jantungnya.

Kejadian itu di luar dugaan kami. Pun begitu dengan Kang Maman. Tak sedikit pun terbayang dalam benaknya bila harus menjalani opname di rumah sakit. Keluhan para pengidap sakit jantung seperti sesak napas dan nyeri di dada tak pernah dialaminya. Aktifitas olah raga berupa jalan kaki dijalaninya rutin di akhir pekan. Saat masih muda ia bahkan tergabung dalam kesebelasan “pelapis” tim Maung Bandung, Persib. Ia yang dalam keseharian begitu energik, rasanya tak percaya bila mengidap salah satu penyakit kardiovaskuler.

Peristiwa tertundanya keberangkatan haji juga dialami oleh calon Jemaah haji yang lain. Seperti yang terjadi pada Kang Maman, pertimbangan medis menjadi alasan utama penundaan itu. Umumnya calon Jemaah yang mendaftar, merasa bahwa dirinya sehat. Tak ada gangguan pada  organ tubuhnya. Riwayat kesehatan yang bersih, yang ditunjukkan dengan tak pernah “menginap” di rumah sakit  semakin menguatkan kesimpulan bahwa diri begitu fit.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Badan yang terlihat sehat bisa berkebalikan dengan hasil tes laboratorium. Pemeriksaan yang detail dan menyeluruh di laboratorium dapat mendiagnosa sekecil apa pun gangguan yang terjadi pada tubuh. Ibarat lensa teropong, pemeriksaan laboratorium dapat meneropong gejala  penyakit  yang bersarang di tubuh. Kondisi  bugar baru separuh modal untuk pergi beribadah haji. Separuh yang lainnya adalah “status lulus” dalam lembar catatan pemeriksaan laboratorium.

Untuk lolos dalam pemeriksaan laboratorium tidaklah sulit. Namun untuk itu perlu upaya yang dilakukan secara terus menerus. Menjalani gaya hidup sehat merupakan jalan yang dapat dipilih. Menurut Dr. Eleanor Bull, seorang praktisi kesehatan, perubahan gaya hidup dapat membantu mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Berikut sejumlah hal yang diutarakan Dr. Bull:

  • Memperbanyak makan buah dan sayur
  • Mengurangi asupan garam
  • Mengurangi kelebihan berat badan bila Anda kelebihan berat badan
  • Memperbanyak aktivitas fisik
  • Berhenti merokok

Saran yang dikemukakan di atas berkaitan erat dengan pola makan kita. Kebiasaan masyarakat mengkonsumsi fast food , salah satunya, menjadi petunjuk akan menu harian yang kurang serat, kaya zat perasa dan  berpengawet. Makanan golongan itu dikenal pula sebagai makanan dengan kandungan lemak yang berlebih. Cara pengolahannya yang, biasanya, dengan digoreng memang dapat mempersingkat waktu penyajian. Namun proses tersebut menyisakan lemak tak jenuh pada pembuluh darah; satu hal yang dapat memicu serangan jantung!

Uapaya lain yang sama pentingnya dengan menjaga pola makan adalah aktivitas fisik. Membiasakan diri untuk berolah raga dapat menurunkan risiko kardiovaskular. Seperti telah diketahui, kardiovaskular adalah istilah umum yang digunakan untuk merangkum berbagai kondisi medis yang melibatkan jantung dan system sirkulasi (arteri dan vena). Kembali Dr. Bull memberi sarannya berkaitan dengan olah raga untuk kesehatan jantung:

  • Lakukan olah raga setidaknya 30 menit sehari.
  • Lakukan olah raga secara teratur (lebih dari 3 hari dalam seminggu jika memungkinkan)
  • Lakukan olah raga dengan intensitas sedang (misalnya berjalan cepat, jogging, dan berenang)
  • Jangan lakukan olah raga anaerobic seperti berlari cepat dan mengangkat beban.
  • Jangan lakukan olah raga terlalu berat.
  • Lakukan olah raga ringan pada awalnya, tingkatkan intensitas dan durasi secara bertahap.
  • Hentikan segera jika Anda merasa nyeri dada atau sulit bernapas.

Gaya hidup sehat yang dijalani adalah investasi menguntungkan bagi tubuh. Manfaatnya dapat dirasakan sepanjang waktu. Tubuh bugar, yang dapat menahan serangan penyakit, menjadi satu diantaranya. Dengan tubuh yang bugar, aktifitas ibadah dapat dijalani dengan lancar. Dan bagi mereka yang akan menunaikan ibadah di tanah suci, kondisi badan yang sehat lebih utama dari segalanya. Ya, kesehatan adalah harta yang paling berharga.

Ikuti tulisan menarik Iwan Setiawan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler