x

Iklan

Emanuella Christianti

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Pelajaran Sehat dari Dua Macam Ayah

Pelajaran menjaga kesehatan jantung dari "Ayah Sehat" dan "Ayah Sakit".

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tahukah kamu bahwa tren penderita penyakit jantung koroner saat ini bergeser ke dari orang tua ke generasi muda?

Fakta yang dicatat Kementerian Kesehatan pada tahun 2013, 39% penderita jantung koroner berusia kurang dari 44 tahun! Bahkan 22% di antaranya berusia antara 15 s.d. 35 tahun! Kaget??? Saya dan suami tidak.

Memiliki ayah kandung dan ayah mertua dengan catatan kesehatan yang sangat berbeda membuat saya dan suami belajar dan sensitif terhadap perilaku menjaga kesehatan, terutama dalam hal menjaga kesehatan jantung. Ayah kandung saya dibandingkan ayah mertua memang usianya terpaut cukup jauh. Namun jika dibandingkan kondisi kesehatannya pada usia yang sama yaitu pada usia lima puluh tahunan, ayah mertua sudah mengalami sakit jantung koroner yang membuat beliau tidak mampu membiayai pendidikan anak-anaknya. Sementara ayah kandung saya, di usia lima puluh tahunan masih tegap (sama sekali tidak buncit!) dan tampak sepuluh tahun lebih muda dari usianya. Bahkan selalu menang kalau banyak-banyakan keliling kolam renang dengan kami, anak-anaknya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk memudahkan saya bercerita lebih lanjut, lebih lanjut saya akan menyebut ayah kandung saya "Ayah Sehat" dan ayah mertua dengan "Ayah Sakit". Menyadari bahwa penyakit jantung sebenarnya dapat dihindari, saya dan suami memilih untuk meniru gaya hidup Ayah Sehat dan menghindari risiko yang diambil Ayah Sakit.

1 . Ayah Sehat Rajin Berolahraga

exercise

Sumber Gambar

Didukung dengan latar belakang pekerjaannya sebagai guru olahraga, tentu Ayah Sehat berolahraga lebih banyak dari pada Ayah Sakit yang bisa dibilang tidak berolahraga sama sekali. Kebiasaan Ayah Sakit sebagai wirausaha yang bekerja dari rumah juga memperparah kondisi tersebut. Saya dan suami mengevaluasi aktivitas kami terkait pekerjaan. Sebagai insinyur yang bekerja di lapangan, dia tidak kekurangan aktivitas fisik. Saya yang bekerja kantoranlah yang lebih harus mengusahakan aktivitas fisik tersebut. Olahraga yang saya pilih adalah berenang. Namun karena hanya bisa berenang satu minggu sekali di weekend, maka kegiatan sehari-hari di kantor pun saya maksimalkan. Tips yang saya jalani adalah, yang pertama jika harus naik/ turun satu lantai di gedung kantor, saya akan memilih untuk naik tangga daripada lift. Yang kedua, saya memilih menggunakan gelas alih-alih tumbler, agar ketika air minum habis, saya terpacu untuk bolak-balik ke dispenser untuk mengambil air. Yang ketiga adalah, membeli makan sendiri di kantin, daripada memesan kepada Office Boy. Ketiga hal tersebut membuat saya beraktivitas fisik setidaknya 30 menit setiap harinya. Tentu saja kamu bisa menyesuaikannya dengan kondisimu sendiri. Misal dengan bersepeda saat berangkat dan pulang ke kantor. Melakukan shalat di masjid atau mushala setiap jam istirahat siang, juga bisa alternatif yang baik untuk menambah porsi aktivitas sehari-hari. Selain sehat, kegiatan fisik juga mengurangi stres, loh.

2 . Ayah Sakit Merokok

rokok2

Sumber Gambar

Saya tidak tau (atau lebih tepatnya tidak berani bertanya, hehehe) berapa banyak rokok yang Ayah Sakit habiskan setiap harinya. Yang pasti, jika ke rumah Ayah Sakit, saya pasti akan menemukan stok rokok di bawah meja dekat televisi setidaknya dua pak. Satu pak isi sepuluh bungkus kalau tidak salah. Satu bungkus isi dua belas batang. Yuk mari belajar berhitung, hehehe. Saya bersyukur, suami saya tidak merokok secara aktif. Walaupun, saya juga setuju, seperti yang dikatakan para perokok, bahwa usia di tangan Tuhan. Merokok tidak merokok, pada akhirnya manusia akan mati. Namun, WHO mencatat bahwa risiko penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Jadi kesimpulannya?

3 . Ayah Sehat Makan Makanan Sehat

food

Sumber Gambar

Ayah Sehat lebih suka makan ikan, yang dipercaya mengandung omega-3 yang bisa menurukan kolesterol jahat penyebab sakit jantung. Sementara Ayah Sakit lebih suka makan daging merah, bahkan juga berkenan makan daging babi bagian lemak, yang tentunya mengandung kolesterol cukup tinggi. Saya sendiri menyukai keduanya. Namun kami berusaha mengontrolnya dengan hati-hati. Langkah kecil yang kami lakukan di rumah agar makanan yang kami makan lebih sehat, adalah menggunakan minyak kelapa sebagai pengganti minyak sawit ketika menggoreng. Minyak kelapa dipercaya lebih sehat bagi jantung dan dapat mengurangi kadar kolesterol jahat. Selain itu kami juga  mengurangi penggunaan garam dalam makanan sehari-hari. Langkah mundur kami, kadang kami masih suka nakal makan jeroan kalau sedang khilaf, tapi janji deh tidak akan sering diulangi.

4 . Ayah Sehat Memeriksa Kesehatan Secara Berkala

timbangan

Sumber Gambar

Seperti yang Ayah Sehat lakukan, kami juga memeriksa kesehatan kami setiap bulan. Memang tak selalu full screening di rumah sakit, yang rutin dilakukan suami adalah cek kolesterol dan gula darah seketika di apotik dekat rumah. Sementara yang terakhir saya periksa adalah gula darah lengkap dengan puasa. Biaya periksa di apotik lebih murah hanya Rp 41.000,00 sementara di klinik langganan saya lima kali lipatnya. Tapi memang yang diperiksa lebih banyak. Mengapa saya menyebutkan cek gula darah juga dalam langkah-langkah menjaga kesehatan jantung? Karena gula darah yang tinggi dapat memicu diabetes yang meningkatkan risiko penyakit jantung juga, sama seperti kolesterol. Selain cek darah, kami juga rajin menimbang berat badan, mengontrol agar tidak obesitas.

Itulah empat hal paling pokok yang kami pelajari dari dua macam ayah kami. Dua-duanya kami sayangi sama besarnya, dan kami harapkan panjang umur untuk mereka supaya bisa menemani kami membesarkan cucu mereka. Doakan Ayah Sakit mau berubah yak! Mmmm... Kamu juga! Salam!

Sumber: http://nyonyamalas.com/blog/2016/09/26/pelajaran-sehat-dari-dua-macam-ayah/

Note: Seluruh foto bersumber dari pixabay.com yang bersifat "free for commercial use and no attribution required". Jika diperlukan, dapat merujuk pada masing-masing url yang telah ditautkan pada kata Sumber Gambar di kiri bawah foto.

Ikuti tulisan menarik Emanuella Christianti lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terkini

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB