x

Iklan

jubir darsun

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Rindu Riung Tanah Flores yang Kucinta

Riung adalah nama salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Ngada. jika hendak menuju riung, para sahabat bisa melalui Ende atau Labuan Bajo.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Lama juga tak pulang Ruing. Menengok orang tua yang semakin hari semakin tua renta. Menengok keluarga yang kadang mengerti bagaimana haru bahagia menjadi sebuah keluarga, kadang dalam waktu yang lama tak berselera untuk berkeluarga.

Saya bukan asli(suku) ruing, flores. Hanya karena sudah berpuluh-puluh tahun orang tua mencari hidup, adik-adik saya sudah beranak pinak disana, rindu ruing selalu mengisi kehampaanku tinggal di ibukota. Rindu melihat dermaga ruing dan menatap indahnya 17 pulau di ruing. Rindu mengganggui ratusan kelelawar yang bergelayut kala senja menjelang. Oh, kapan lagi kenangan indah itu datang?

Jika sudah berada di ruing, saya paling suka bermanja ria dengan ibu. Tidur berbantal kakinya yang tinggal tulang. Membantunya membuka kios tiap pagi dan menunggui kiosnya di siang hari ketika ibuku lelah. Karena kegigihan ibuku menjagai kiosnya yang sudah berpuluh-puluh tahun, aku bisa sekolah dan menjadi sarjana. Karena kegigihan ibuku itu, aku bisa menjadi ‘kuli’ di senayan. Bergaul dengan banyak orang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jika sudah berada di ruing, saya juga suka menikmati keindahan di pasar rakyat ruing. pasar rakyat yang selalu ada tiap Senin pagi dan bubar dengan sendirinya menjelang siang. Saya kagum dengan masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan(kami menyebutnya ‘orang Wangka’), yang bila hari pasar rakyat di ruing tiba, mereka berduyun-duyun datang dengan mobil truk yang sudah diatapi untuk berniaga dengan masyarkat ruing. kebanyakan orang-orang yang tinggal di sekitar pegunungan membawa beras untuk di jual. Dengan beras ‘orang wangka’, masyarakat ruing bisa terus hidup.

Bila hari pasar di ruing tiba, ibuku pun sibuk dengan beberapa pelanggannya. Ada yang datang berbelanja keperluan hidupnya. Ada yang datang melunasi utang, ada juga yang datang menambah utang. Seingatku, ibuku punya dua buku khusus yang berisi daftar pelanggan tetapnya, yang datang silih berganti, bertransaksi hidup dengan ibuku. Jika malam tiba, sesekali saya buka `buku khususnya’ itu, saya terpingkal-pingkal membaca ejaan lama tulisan ibuku.

Ruing!! disanalah ‘.nafasku’ berada. Disanalah keluargaku diajar betapa hidup tak mudah. Riung, tempat kami memanggul kembali hidup yang nyaris punah. Riung memang bukan tanah leluhur kami, namun sebagaian yang kami cinta sudah terkubur di tanah ruing. Rindu Riung Tanah Flores yang kucinta.!

Ikuti tulisan menarik jubir darsun lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler