x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Agar Karyawan Meraih Kinerja Terbaik

Memadukan motivasi, kemampuan, dan kesempatan masih dianggap sebagai formula terbaik untuk mendongkrak kinerja karyawan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Pentingkah sumber daya pendukung bagi keberhasilan seseorang dalam meraih tujuannya? Pengalaman menunjukkan bahwa keberhasilan suatu pekerjaan umumnya difasilitasi oleh adanya sumber daya pendukung. Sebaliknya, ketiadaan sumber daya pendukung berpotensi merintangi tercapainya keberhasilan.

Jika Anda berpikir bahwa dengan hanya berbekal motivasi yang kuat seseorang mampu mencapai target yang ditetapkan, sebaiknya Anda berpikir ulang. Dalam konteks ini, sumber daya pendukung bukan hanya kapital, tapi juga lingkungan kerja yang kondusif—terbuka terhadap gagasan baru, toleran terhadap kesalahan yang darinya dapat dipetik pelajaran, hingga atasan yang bersikap apresiatif.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lazimnya, ada cara populer yang dapat digunakan untuk membayangkan kinerja karyawan, yakni kinerja sebagai fungsi (f) dari interaksi antara kemampuan (A—ability) dan motivasi (M—motivation). Persamaannya: Kinerja (Performance) = f (A.M). Apabila kemampuan tinggi tapi motivasi tidak memadai, kinerja akan cenderung rendah. Begitu pula, apabila motivasi tinggi tapi kemampuan rendah. Kinerja akan mencapai kondisi terbaiknya jika kemampuan dan motivasi sama-sama tinggi.

Apa yang dapat dipahami dari persamaan tadi? Seorang karyawan yang konsisten bekerja keras walaupun kemampuannya berada di jenjang rata-rata, kinerjanya berpotensi jadi lebih baik ketimbang karyawan lain yang berbakat tapi pemalas.

Bila demikian, bagaimana peran sumber daya pendukung ataupun kesempatan? Elemen inilah yang perlu ditambahkan ke dalam persamaan tadi, sehingga diperoleh persamaan baru: Kinerja = f (A.M.O) dengan O merupakan opportunities (kesempatan) [Boxall and Purcell]. Sekarang menjadi jelas bahwa meskipun seorang karyawan punya kemauan serta mampu, bisa jadi kinerjanya tidak akan optimal apabila ia tidak punya peluang atau kesempatan untuk merealisasikan motivasi dan kemampuannya.

Sebagai manajer, menjadi tugas Anda untuk memberi dukungan agar karyawan mampu mengaktualisasikan kemampuan maupun motivasinya. Misalnya, dengan menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman, menyediakan pelatihan yang diperlukan, memberi dorongan semangat, hingga memberi apresiasi atas setiap prestasi yang diraih.

Manakala Anda menilai karyawan dan berusaha memprediksi apakah ia mampu berprestasi pada tingkat yang Anda yakini bahwa ia mampu, perhatikanlah lingkungan kerjanya—apakah lingkungan kerja ini mendukung atau tidak terhadap upaya-upaya yang dilakukan karyawan. Begitu pula, apakah ia memperoleh dukungan dalam hal alat, material, prosedur, hingga aturan yang kondusif dan bukan aturan yang justru merintangi kemajuan karyawan.

Kinerja terbaik karyawan adalah ukuran keberhasilan Anda sebagai manajer atau pemimpin dalam menciptakan sistem yang memungkinkan siapapun untuk meraih kemajuan. Ketika sistem sudah terbangun dan berjalan dengan baik, sekalipun Anda sudah tak lagi jadi manajer di tempat tersebut, karyawan tetap bisa berprestasi. Sistem yang berfungsi baik dalam organisasi akan menjadi warisan Anda yang manfaatnya berkelanjutan. Sebaliknya, bila sepeninggal Anda organisasi kemudian berjalan limbung, maka inilah bukti kegagalan Anda sebagai pemimpin. (Foto: tempo.co) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB