x

Pameran International Halal Lifestyle Expo & Conference (IHLEC) di Mall Ciputra World, Jakarta, 6 Oktober 2016. Pameran ini menghadirkan produk dan tren syariah serta busana dan makanan halal. Tempo/Tony Hartawan

Iklan

misbahul munir

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Akselerasi Tren 'Halal Lifestyle'

Faktor apa saja yang menjadikan halal lifestyle saat ini menjadi begitu diminati dan bahkan digemari oleh banyak kalangan?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Halal lifestyle, atau disebut juga dengan "gaya hidup halal", saat ini tengah menjadi tren global. Banyak negara-negara di berbagai belahan dunia tengah berupaya menerapkan sistem halal lifestyle dalam kehidupan sehari-hari. Ada fenomena menarik, ternyata yang berupaya menerapkan halal lifestyle tidak hanya dari kalangan negara Muslim saja yang konon selama ini kita tuding memiliki jargon halal lifestyle.Tetapi negara-negara yang berpenduduk mayoritas non Muslim juga tengah berupaya keras ingin menerapkan halal lifestyle dalam kehidupan mereka.

Lantas ada faktor apa gerangan yang menjadikan halal lifestyle saat ini menjadi begitu diminati dan bahkan digemari oleh banyak kalangan? Sederhanya saja, karena sesuatu yang halal sudah pasti baik, bersih, higienis dan sehat tentunya. Kemudian jika kita mengkonsumsi sesuatu yang halal, dapat dipastikasn akan berakibat pada hal yang baik-baik dan terhindar dari hal yang buruk. Sudah banyak penelitian yang mengamini akan fakta tersebut. Sehingga pantas saja jika banyak negara non Muslim yang menginginkan halal lifestyle.

Halal lifestyle tidak hanya berkutat pada konsumsi makanan saja. Lebih dari itu, halal lifestyle juga berbicara mengenai gaya berpakaian, bertata rias, berpariwisata dan bahkan sampai pada bertransaksi di perbankan. Semua itu dibungkus dengan istilah yang beragam, namun intinya sama, yaitu halal lifestyle sebagai gaya hidup yang sesuai dengan nilai-nilai syariah. Penyebutannya pun beragam. Ada Syariah Lifestyle, Halal Lifestyle, Islamic Finance, Islamic Syariah, Family Tourism, Muslem Friendly Destinations dan lain sebagainya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Potensi Halal Lifestyle

Maraknya halal lifestyle dalamranah tren global menyebabkan meningkatnya akan kebutuhan perlengkapanbarang dan jasa halal lifestyle. Dan ini menjadi peluang bisnis yang "empuk" bagi para pelaku bisnis dan industri terkait, untuk menyediakanberbagai kebutuhan dan perlengkapan di maksud.

Data mengenai seberapa besar kebutuhan akan halal lifestyle memang begitu mencengangkan nilainya. Sebagaimana yang dikutip oleh Ikhwanul Kiram Mashuri dalam tulisan panjangnyayang berjudul "Kue Besar halal lifestyle Jangan di Serobot Orang Lain: (2016)", dan sebagian informasi yang penulis paparkan dalam tulisan ini bersumber dari tulisan tersebut. Berdasarkan data yang dirilis dari State of the Global Islamic Economic 2014-2015 memaparkan bahwa, jumlah total penduduk dunia saat ini sekitar 7 miliar. Dan 25% dari jumlah total tersebut adalah Muslim, atau kalau di kuantitatifkan sebesar 1,7 miliar. Jika diambil 56 negara berpenduduk mayoritas Muslim, Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) totalnya diperkirakan mencapai 6,7 triliun dolar. Angka yang begitu besar bukan, apalagi kalau dirupiahkan, tak terbayang seberapa banyaknya.

Kemudian dari jumlah itu, total dana Muslim yang dikeluarkan untuk kebutuhan halal lifestyle berkisar 2 triliun dolar pada tahun 2013. Angka ini meningkat 9,5 persen tinimbang tahun-tahun sebelumnya. Dan pada tahun 2019 jumlah dana tersebut diproyeksikan akan meningkat mencapai angka 3,7 triliun dolar.

Adapun perinciannya, 1.292 miliar dolar untuk sektor makanan dan minuman, 1.214 miliar dolar untuk sektor keuangan, 140 miliar dolar untuk sektor pariwisata dan trevel, 266 miliar dolar untuk pakaian, 72 miliar dolar untuk farmasi dan perobatan, 185 miliar dolar untuk media dan rekreasi, kemudian 46 miliar dolar untuk sektor kosmetik dan alat perias.

Sedangkan untuk Muslim Indonesia, dana yang dikeluarkan untuk keperluan halal lifestyle juga tidak kalah mencengangkan.Untuk sektor makanan dan minuman sebesar 190,4 miliar dolar, untuk sektor jasa keuangan sebesar 36 miliar dolar, untuk sektor pariwisata dan trevel sebesar 7,5 miliar dolar, untuk pakaian sebesar 18,8 miliar dolar, untuk farmasi dan perobatan sebesar 4,88 miliar dolar, untuk media dan rekreasi sebesar 9,37 miliar dolar dan untuk keperluan kosmetika sebesar 3,44 miliar dolar.

 

Potensi Dalam Konteks Indonesia

Jika mencermati beberapa data mengenai potensi halal lifestyle dalam tataran global sampai ke Indonesia, maka akan nampak bahwa peluang untuk pengembangan industri halal lifestyle sangatlah besar. Seluruh umat Muslim yang bermukin di bumi ini pasti membutuhkan segala sesuatu yang halal. Maka adalah wajar jika saat ini beberapa negara di berbagai belahan dunia mulai gencar berlomba untuk mendapatkan potensi industri halal lifestyle yang sangat besar tersebut.

Contoh terdekat adalah negara tetangga, Malaysia. Negara dengan jumlah total penduduk 31,7 juta jiwa, dan jumlah penduduk Muslim hanya 61 persen dari jumlah total penduduk, saat ini negeri Jiran tersebut dikenal sebagai pusat pengembangan halal lifestyle dunia. Malaysia juga dikenal sebagai negara tujuan wisata halal keluarga terbaik di dunia. Selain itu, beberapa produk makanan dan minuman halal yang disajikan oleh berbagai perusahaan penerbangan internasional adalah berasal dari negeri asal Upin-Ipin tersebut.

Bahkan potensi pengembangan industri halal lifestyle kini tidak hanya diperebutkan oleh negara-negara Muslim saja. Negara dengan penduduk mayoritas non Muslim juga ikut memperebutkan. Sebut saja seperti Thailand, Singapura, Inggris, Australia, Jepang, Spanyol, Selandia Baru, Korea Selatan, Chile dan lain sebagainya. Semua negara tersebut setiap tahunnya telah menyusun jadwal dan strategi dengan cara masing-masing, seperti mengadakan berbagai seminar, expo, pameran dan lain sebagainya. Itu untuk negara non Muslim, sedangkan untuk negara Muslim jangan ditanya lagi, tentu semua juga berebut untuk menjadi pusat pengembangan industri halal dunia, layaknya Malaysia.

Lalu bagaimana dengan Indonesia? Negara ini adalah negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Jumlah total penduduknya sekitar 250 juta jiwa, dan 81 persen dari total penduduknya adalah Muslim. Tentu jumlah Muslim Malaysia tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan jumlah Muslim Indonesia. Keadaan inilah yang menjadikan Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar dalam industri pengembangan halal lifestyle dunia. Karena jumlah penduduk Muslim terbesar dunia, maka pasar utama Indonesia adalah negeri sendiri. Dan jangan sampai pasar ini dikuasai negara oleh negara lain.

Selain potensi pasar industri halal lifestyle terbesar di dunia, Indonesia juga mempunyai banyak hal yang bisa dijual dalam konsep pengembangan industri halal lifestyle. Misalnya dari segi pariwisata atau halal tourism, seperi yang saat ini sedang gencar dikembangkan. Ada banyak tempat di Indonesia yang bisa dijadikan pusat destinasi pariwisata halal berkelas dunia.

Untuk pariwisata pantai, Indonesia mempunyai pantai Bali dengan segudang pantai yang sangat menawan, Pantai Kepulauan Raja Ampat, Pantai Taman Nasional Bunaken, Pantai Taman Nasional Kepualuan Wakatobi, Pantai Pulau Derawan, Pantai Sarwana, Pantai Belakambang, Pantai Gili Trawangan, Pantai Gili Meno, Pantai Gili Air (Lombok), Pantai Pulau Belitung, Pantai Karimunjawa, Pantai Gunung Kidul Yogyakarta, dan masih banyak lagi yang belum disebutkan.

Kemudian untuk wisata gunung atau pegunungan. Sebut saja Gunung Bromo, Gunung Ijen, Gunung Rinjani, Gunung Tangkupan Perahu, Gunung Merbabu, Gunung Merapi, Gunung Krakatau, Gunung Gede dan Prangronga, Gunung Papandayang dan Gunung Kalimutu, dan masih banyak lagi yang belum disebut. Untuk wisata Candi, Indonesia mempunyai Candi Borobudur dan Candi Prambanan yang sudah terkenal di seluruh seantero dunia. Sebenarnya masih banyak candi-candi lain yang indahnya tidak kalah dengan Borobudur dan Prambanan.

Untuk wisata budaya, Indonesia merupakan negara dengan suku bangsa yang sangat beragam. Dan dari setiap suku tersebut mempunyai kebudayaan masing-masing. Jadi untuk wisata kebudayaan Indonesia tidak perlu dipertanyakan lagi jumlahnya, pasti sangat banyak.

Kamudian untuk wisata kuliner, Indonesia dikenal dengan beragam banyak makanan khas. Setiap daerah mempunyai makanan khas masing-masing. Dan itu jumlahnya juga sangat banyak. Beberapa yang terkenal, sebut saja Pempek Palembang, Nasi Padang, Gudeg Jogja. Itu beberapa yang terkenal. Dan masih sangat banyak yang lainnya. Tinggal semua makanan itu di poles dan disesuakan dengan lidah pengunjung dari asing. Dan harus halal tentunya. Jika bisa memoles makanan khas dengan baik, ini akan menjadi salah satu peluang yang paling besar, yaitu bisnis makanan. Selain itu juga akan mengangkat nama kuliner Indonesia di kelas dunia. Jangan hanya KFC atau Fried Chiken saja yang terkenal. Kuliner Indonesia juga harus bisa terkenal di dunia internasional.

 

Strategi Optimalisasi

Jika kita telah mengetahui bahwa Indonesia mempunyai segudang potensi yang bisa dijual terkait dengan trennya halal lifestyle dalam tataran global, maka pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana caranya agar potensi tersebut bisa dioptimalisasikan. Supaya potensi tersebut bisa diakselerasikan dengan pertumbuhan halal lifestyle dalam ranah global. Sebab jangan sampai ladang besar yang penuh harta karun bernama halal lifestyle ini direbut oleh negara lain. Sumberdaya kita sudah sangat melimpah, baik sumberdaya manusia (SDM) maupun sumberdaya alam. Maka kita harus mampu mengelola sumberdaya tersebut secara optimal. Sehingga nantinya kita bisa memenuhi kebutuhan pasar akan halal lifestyle, baik pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri.

Menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia bukalah sesuatu yang mustahil. Bahkan Indonesia sangat berpeluang mendapatkannya. Tinggal bagaimana kita mengelolanya, apakah kita bisa mengelola dengan baik dan benar sehingga Indonesia sebagai pusat industri halal lifestyle benar terwujud, tidak hanya sekedar wacana. Jika itu bisa terwujud, maka akan mudah bagi kita menarik para miliarder Muslim dari Timur Tengah yang kaya raya itu untuk bisa datang ke Indonesia, berwisata halal di Indonesia dan menghabiskan uangnya di sini. Ini akan menjadi pemasukan bagi keuangan negara dan juga bagi para stakeholder halal lifestyle di Indonesia.

Dalam perkembangannya, dibutuhkan beberapa strategi ssebagai upayaakselerasi optimalisasi potensi halal lifestyle yaang dimiliki Indonesia. Pertama,strategi pencitraan (branding). Perlu untuk kita buat gerakan halal lifestyle bagi seluruh rakyat Indonesia, bahkan seluruh dunia. Tujuannya agar semua tau bahwa Indonesia saat ini tengah mengembangkan halal lifestyle menuju kelas dunia. Jika semua sudah mengetahui maka akan mudah bagi kita untuk melakukan strategi yang selanjutnya.

Kedua, pengembangan destinasi. Harus selalu ada perbaikan dalam setiap periode waktu. Jika dirasa masih ada yang kurang, maka perlu untuk diperbaiki. Jika ada wilayah yang dijadikan destinasi belum berkembang dengan baik, maka perlu untuk dilakukan pengmbangan destinasi. Agar pengembangan bisa merata dan memberikan dampat positif bagi pengembangan destinasi halal lifestyle di Indonesia.

Ketiga, perlu adanya pengembangan SDM dan Industri. Para pelaku yang menjadi penggerak di sektor halal lifestyle perlu juga untuk dikembangkan. Utamanya bagi SDM selaku pihak yang menjadi pelaksana dan teknis lapangan. Jika SDM sudah berkembang dengan baik maka yang lain juga akan megikutinya. Kamudian juga pengembangan industri. Pengembangan industri dilakuakan setelah adanya pengembangan SDM.

Akhirnya, dibutuhkan dukungan dari semua pihak untuk mendorong akselerasi tren halal lifestyle di Indonesia, sehingga di kemudian hari Indonesia benar-benar bisa menjadi pusat pengembangan industri halal lifestyle dunia. Perlu adanya kerjasama yang baik dari berbagai pihak yang berkepentingan dalam pengembangan halal lifestyle seperti pemerintah selaku pemangku kebijakan negara dan masyarakat umum sebagai pelaku sekaligus objek dalam pengembangan industri halal lifestyle. Peluang Indonesia sangatlah besar, akselerasi pertumbuhan tren halal lifestyle diharapkan bisa menjadi jawaban bagi besarnya tersebut. Semoga!

 

Oleh: Misbahul Munir

Akademisi Islamic Economic dan Analis Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Ikuti tulisan menarik misbahul munir lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler