x

Iklan

IIP RIFAI

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Sumpah Pemuda: Mencari Pemuda Profetik

Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2016, saya suguhkan satu artikel menarik untuk menjadi motivasi bagi para pemuda Indonesia

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

SUMPAH PEMUDA :

MENCARI PEMUDA PROFETIK

 

Oleh Iip Rifai

Alumnus Pascasarjana IAIN “SMH” Banten, Pengajar di Kampus CMBBS Propinsi Banten, Peneliti di Omar Institute 

Setiap tanggal 28 Oktober Bangsa Indonesia selalu merayakan sebuah momentum agung yang sangat bersejarah, yakni peringatan Hari Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda tersebut merupakan bukti autentik bahwa tanggal 28 Oktober 1928 Bangsa Indonesia ini dilahirkan dari sebuah perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan penjajah. Kondisi ketertindasan inilah yang kemudian mendorong para pemuda kala itu membulatkan tekad, beregerak dan melawan  para penjajah sekuat tenaga demi terangkatnya harkat dan martabat kaum pribumi, tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaan.

Pemuda adalah pasukan terbaik bagi pertahanan negara. Pemuda juga merupakan golongan manusia pilihan yang hebat untuk mencapai sebuah misi kehidupan bernegara. Sosok pemuda adalah tak lain sebagai agen perubahan. Memanfaatkan kekuatan pemuda berarti bersiap menyongsong kemenangan. Kemerdekaan negeri ini adalah sumbangan besar dari kaum muda yang cerdas, cekatan,progresif dan pantang menyerah.

Ada banyak adagium yang berkaitan dengan pemuda, diantaranya adagium arab yang sangat populer “syubbanul yaum rijaalul ghad”, artinya kaum muda masa kini adalah pemimpin masa yang akan datang”. Atau perkataan Soekarno yang kagum terhadap pemuda, “Beri aku sepuluh (10) pemuda, maka akan kuguncang dunia”. Hal di atas menunjukkan bahwa pemuda merupakan generasi emas yang potensial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemuda adalah bibit unggul berkualitas tinggi yang akan membangun negara ini menjadi negara besar, negara yang yang disegani dan dihormati negara-negara lain.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, ada juga salah seorang filosof Inggris, John Locke (w. 28 Oktober 1704), mengatakan bahwa pemuda adalah manifestasi orang dewasa, artinya pemuda merupakan perwujudan orang dewasa dalam bentuk yang lebih kecil, atau bahasa lainnya adalah pemuda disiapkan oleh lingkungan sebagai penerus bangsa. Di tangan pemudalah nasib suatu bangsa akan dipertaruhkan. Dengan demikian, pemuda dituntut untuk menjadi generasi pejuang, genarasi yang selalu siap berjuang demi kemajuandan kesejahteraaan bangsanya sendiri.

 

Pemuda Profetik

Begitu besar harapan masyarakat terhadap eksistensi pemuda, maka pemuda harus mempunyai karakter dan kepribadian yang kuat, disamping juga dituntut untuk memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Tentu, tidak hanya cerdas secara intelektual, namun cerdas secara emosional dan spiritual.

Masyarakat Indonesia sangat membutuhkan kehadiran pemuda yang mempunyai karakter di atas. Pemuda profetik adalah julukan pas untuk tipe pemuda yang ditunggu dan dirindukan masyarakat tersebut. Term profetik adalah derivasi dari bahasa Inggris, prophet, yang mempunyai arti nabi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti profetik secara etimologi yakni bersifat kenabian. Adapun secara terminologi, pemuda profetik bisa dikatakan sebagai seseorang yang mewarisi sifat-sifat kenabian. Ia juga memerankan dirinya untuk mencapai tujuan tertentu dengan pola yang telah diwariskan oleh nabi (prophet). Kekuatan pemuda profetik terletak pada tingkat spiritualitas dirinya. Ia mampu menjadikan dirinya sebagai contoh teladan bagi masyarakat.

Istilah profetik di Indonesia pertama kali dipopulerkan oleh Kuntowijoyo (2006), dimana beliau juga terilhami dari karya-karya pemikir Muhammad Iqbal, yang juga sebagai filosof sekaligus penyair asal Pakistan. 

 Kriteria Profetik

Ada beberapa indikator yang bisa dijadikan kriteria sebagai pemuda profetik. Pertama, dalam dirinya mendarah-daging perilaku akuntabel. Pribadi yang akuntabel adalah yang menjadikan dirinya sebagai bagian dari solusi, bukan sebaliknya. Akuntabilitas bisa diartikan sebagai kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas Personal (Personal Accountability) mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri seseorang seperti kejujuran, integritas, moral dan etika. Nilai-nilai tersebut merupakan warisan kenabian (waratsah nubuwwah) yang melekat pada diri pemuda profetik, ia implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Kedua, pemuda profetik mempunyai jiwa nasionalisme. Makna nasionalisme secara politis merupakan manifestasi kesadaran nasional yang mengandung cita-cita bagi suatu bangsa, baik untuk merebut kemerdekaan atau mengenyahkan penjajahan maupun sebagai pendorong untuk membangun dirinya, lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya. Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap individu, tidak sekedar nasionalisme sebagai wawasan tetapi lebih dari itu, yakni kemampuan mengaktualisasikannya. Dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap individu memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa dan negara. Pemuda profetik tidak akan berpikir sektoral, tetapi akan senantiasa mementingkan kepentingan yang lebih besar yaitu bangsa dan negara. Pemuda profetik mampu merealisasikan konsep Bhinneka Tnggal Ika.

Ketiga, pemuda profetik mempunyai pengetahuan, artinya ia adalah sosok yang mampu membuktikan kualitas intelektualnya dengan berkarya sepenuh hati untuk kepentingan masyarakat. Ia juga seorang yang visioner yang inovatif, yang mampu berpikir jauh ke depan dengan penuh inovasi.

Keempat, pemuda profetik mempunyai misi transendensi, yaitu kesadaran ilahiyah yang mampu menggerakan hati dan bersikap ikhlas terhadap segala yang telah dilakukan. Pemuda profetik sangat dekat dengan Tuhannya, sehingga ia sadar akan segala sesuatu ada dalam monitoring Tuhan. Segala perbuatan baiknya merupakan persembahan kepada Yang Maha Transenden. Ia tak butuh sanjungan, pujian bahkan penghargaan dari atasan atau majikannya, ia bekerja dan berkarya hanya untuk Tuhannya.

Secara sederhana bisa kita simpulkan bahwa pemuda profetik adalah pemuda yang membawa misi humanisasi. Ia sanggup mengangkat harkat hidup manusia ke tempat yang lebih tinggi karena ia bertanggungjawab terhadap apa yang telah dilakukan dirinya sendiri. Ia juga peduli terhadap nasib orang lain sebagai warga negara dari sebuah bangsa. Nasionalisme yang tertancap dalam jiwanya melahirkan sikap senasib sepenanggungan sebagai manusia (humanisme). Disamping itu, ia juga memiliki integritas yang kuat dan  moral yang agung.   

Selain misi humanisasi, pemuda profetik juga membawa misi liberasi, yaitu misi membebaskan manusia dari belenggu keterpurukan dan ketertindasan. Hal ini senada dengan kriteria pemuda profetik yang memiliki pengetahuan yang luas, ia cerdas secara akademis, emosional dan spiritual. Dua misi yang disinggung di atas, yaitu misi humanisasi dan liberasi merupakan manifestasi dari misi yang terakhir disebutkan, yaitu misi transendensi.  

Semoga, dalam momentum Sumpah Pemuda ini lahirlah para pemuda Indonesia yang mau dan mampu berusaha untuk menjadi pemuda profetik. Pemuda yang ditunggu dan dirindukan negeri ini. Pemuda yang senantiasa mewarisi sifat-sifat kenabian, pemuda yang mempunyai karakter dan kepribadian para nabi (nubuwwah).

Ikuti tulisan menarik IIP RIFAI lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler