x

Iklan

Y. Tri Herwanto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Minim Petunjuk Arah, Pengunjung Salah Langkah

Ramainya pengunjung Museum Wayang tak diimbangi dengan fasilitas petunjuk arah yang memadai.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Suasana Museum Wayang di kawasan Kota Tua, Minggu, 6 November 2016 terlihat ramai. Pengunjung aneka usia mulai anak-anak, remaja hingga orang dewasa mengular di ruangan masuk museum. Beberapa pengunjung menyeka keringat. Sebagian mengipas-ngipaskan tangan untuk mengusir gerah. 

Ramainya pengunjung tak diimbangi petunjuk untuk mengarahkan wisatawan. Beberapa petunjuk hanya dicetak dengan kertas ukuran A4, ditempel di dinding sekenanya dan itu pun warnanya sudah memudar. Tak jarang, pengunjung kesasar saat mencari kamar kecil atau mushola. “Saat pertama kali kesini, memang bingung arah, terutama di lantai 2,”  kata Putu Krisna Saputra, 28 tahun. 

Putu merupakan salah satu anggota Postcrossing Indonesia yang beberapa kali berkunjung kesini untuk kumpul komunitas. Postcrossing adalah sebuah proyek online yang memungkinkan para anggotanya untuk mengirim dan menerima kartu pos yang nyata dari seluruh dunia secara acak. Anggotanya juga dikenal sebagai Postcrosser dan memiliki komunitas di banyak negara.  Putu mengatakan,tidak jarang pengunjung mesti melawan arus saat mencari kamar kecil. "Padahal kami sudah sering kumpul di sini," kata Putu. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Museum Wayang merupakan salah satu destinasi wisata sejarah dan liburan keluarga di Kawasan Kota Tua Jakarta yang diminati oleh warga Jakarta dan sekitarnya. Selain, untuk belajar tentang sejarah seni wayang dari berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara, mereka juga menjadikan lokasi ini sebagai tempat berkumpul bersama teman/komunitas ataupun sekedar untuk swafoto. 

Tak banyak petugas yang membantu mengarahkan pengunjung. Seorang petugas misalnya, hanya terlihat menjaga arah lintasan pengunjung di dekat pintu penghubung ruangan di lantai 2. Salah seorang petugas yang merangkap tugas misalnya Deni Sanjaya, 36 tahun. Dia telah bekerja sebagai pembersih ruangan sejak enam tahun silam. 

Seorang pengunjung sedang bertanya arah jalan kepada petugas di Museum Wayang, Jakarta. (Minggu, 6 November 2016). Minimnya petunjuk arah membuat pengunjung kebingungan. (Foto: Y. Tri Herwanto/Tempo Institute)

Saat menemukan pengunjung salah arah, barulah petugas ini menunjukkan jalan yang benar. Akibat sering memandu pengunjung, tak jarang tugas utama Deni acap terbengkalai. Deni mengatakan, dia bisa membantu pengunjung setelah mengerjakan tugas kebersihan. "Padahal saya sebagai cleaning service, tetapi ya kadang menunjukkan arah untuk pengunjung," kata Deni.

Keluhan serupa juga datang dari Minarsih, pengunjung dari Tangerang. Dia acap kesasar karena minimnya petunjuk arah. "Kalau perlu ada tambahan pemandu, petunjuk arah dan lampu yang lebih terang," kata Minarsih. 

Ikuti tulisan menarik Y. Tri Herwanto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu