x

Iklan

TD Tempino

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Semarak Akun Abal-abal

Jadi jelas terdapat 3 pembeda dengan akun abal-abal. Pembeda pertama dan yang paling utama akun itu semua bernama Thamrin Dahlan

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Akun Abal Abal

Akun tuyul segala jadi rebutan.  Maksudnya rebutan di bicarakan pada konten.  Pasalnya bisa  terpampang eksis berlama lama di wall media sosial.  Tidak masalah ada akun banyak asalkan dipertanggung jawabkan.  Awak saja paling tidak memiliki 7 akun dalam satu periode magang di media sosial.   Hanya saja akun itu dapat dipastikan dan tidak terbantahkan semuanya memakai nama asli bukan nama samaran.

 Hitung hitung akun awak hampir semua aktif dalam artian sering sekali di senggol dalam hitungan harian, mingguan, bulanan,  Paling tidak si akun berfungsi untuk dijadikan sebagai sarana ampuh guna menyelaraskan silaturahim.  Terkait dengan hal itu  maka akun tersebut masing masing memiliki komunitas.  Komunitas spesial pake telor, terkadang personel nya sangat heterogen sesuai dengan maksud dan tujuan akun tersebut di ciptakan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 Nah sekarang apa yang menjadi persoalan atau apa beda dengan akun baal bin tuyul ? Pasti ada pembatas jelas, karena akun tersebut bukan akun abal abal.  Si pemilik 7 akun sering sekali mengadakan kopdar dan sesekali ikutan lomba menulis walau jarang menang.  Satu lagi kenyamaman bagi para pihak bisa  bercengkerama lewat  akun itu bersebab sang empunya akun memiliki ktp, npwp, rekening bank dan alamat yang jelas lengkap dengan kode pos nusantara segala.  Verifikasi itu penting karena sebagai pengakuan admin.

 Jadi jelas terdapat  3 pembeda dengan akun abal abal.  Pembeda pertama dan yang paling utama akun itu semua bernama Thamrin Dahlan, terkadang sobat kompasianer menyebut awak dengan initial TD.   Pembeza kedua akata orang melayu bahwa akun itu masing masing mempunyai media sosial sendiri.  Artinya akun awak di media sosial  hanya satu sekali lagi hanya ciek sajo kecek urang minang. Pembeda ketika dan tidak terbantahkan dengan akun abal abal, ke - 7 akun itu tidak saling mendukung dan tidak saling memsupport bersebab mereka sudah nyaman di wilayah jelajah sendiri.

 7 Akun Vs Akun Abal bin Tuyul

 Agar tidak berpanjang cerita dan menjadikan rasa ipenasaran  sobat kompasianer, baiklah di paparkan di sini apa  saja akun yang awak geluti :

 akun kompasiana an. Thamrin Dahlan

 akun facebook an. Thamrin Dahlan

 akun detik.com an. Thamrin Dahlan

 akun indonesiana an. Thamrin Dahlan

 akun gmail an. Thamrin Dahlan

 akun blog pribadi an. Thamrin Dahlan

 akun staffside Univ Gunadarma an. Thamrin Dahlan

 Oleh karena itu apabila ada beberapa sobat memiliki lebih dari satu akun di satu media sosial, dengan berprasangka baik awak menganggap hal itu sebagai akun cadangan saja , siapa tahu salah satu dari akun  sedang bermasalah.   Atau paling tidak akun dipergunakan sesuai dengan genre topik tulisan.   Ada sobat kompasianer ketika menulis tentang puisi beliau menggunakan akun khusus, namun ketika memposting opini atau reportasi sobat kompasianer ini menggunakan akun yang berbeda.  Keberadaan akun sejenis ini tentu tidak saling menganggu atau mengsupport vote .

 Balik lagi ke pokok persoalan,  semua terpulang pada diri masing masing, apakah niat awal  bersosialita di media sosial ingin mendapatkan teman sebanyak mungkin. Tak pelak pula disini kita  mendapatkan wawasan dari segala bidan ilmu pengetahuan. Dan satu rahasia,  bagi komunitas manula aktif dan produktif di kompasiana dan media social lainnya itu  dalam rangka membunuh waktu sekali sebagai obat mujarab menunda datangnya kepikunan.

 Ahay lebay bin alay, begini aja di posting.  Namun paling tidak tulisan ini untuk menegaskan bahwa pada kenyataan para penggiat media sosial tidak "main" di satu wilayah dunia maya saja.  Sobat so pasti  berkiprah di kompasiana, facebook, atau di media lain sebagai upaya men share hasil karya agar bisa lebih banyak dibaca khalayak. Tentu saja memiliki lebih dari 5 akun di lindungi Undang Undang asalkan semua IP internet itu digunakan untuk niat semata sharing and connecting seperti pesan pendiri kompasiana.

 Luruskan Niat

 Sedikit pengalaman 9 November 2015 ketika awak me posting tulisan Pahlawan Tanpa Ttanda Tanda_   Tak dinyana tulisan itu naik kepentas NT.  Bersusah payah dia berjuang sampai bisa bercokol sebentar disana, kemudian hilang kemudian timbul lagi. Tulisan dibaca 400 kompasianer plus  silent reader serta di tanggapi 25 sobat. Mungkin suasana Hari Pahlawan,  perjuangan tulisan itu menghadiahkan awak penghargaan NT, entahlah.  Atau mungkin juga karena tulisan itu terlalu  panjang sampai 11 paragraf.  Melihat peristiwa ini awak hanya bisa tersenyum dan Alhamdulillah akhirnya menjadi inspirasi sehingga tulisan ini bisa ditayangkan.

 Terus terang sudah beberapa bulan tulisan awak tak juga berhasil  nampang di posisi NT.   Awak sudah puas ketika berhasil menulis setiap hari satu tulisan.  Kepuasan kedua ketika tulisan itu tidak di tolak admin.  Kepuasan selanjutnya apabila sesekali tulisan diganjar Tulisan Terpilih.  Soal HL dan NT itu adalah domain para pihak yang berwenang.  Awak pun jadi bisa menghibur diri sendiri setelah berulang ulang mengingat petuah Buya Hamka, “biarlah tulisanmu itu membela dirinya sendiri.” Cukup, kewajiban kita menulis dengan baik dan tidak meremehkan orang lain, selanjutnya terserah takdir yang membawa tulisan itu akan berlabuh kemana.

 Mohon maaf menggunakan ilustrasi dokumen foto awak dengan berbagai bendera manca negara. Artinya dengan perbedaan itulah kita ditakdirkan untuk menempatkan diri sebaik mungkin bagi kenyamanan sobat dan juga kenyamaman diri sendiri. Itulah sebabnya awak selalu mendawamkan motto menulis dengan jargon Pena-sehat, Pena-saran dan Pena-kawan , tidak  lain semata untuk berbagi dan  bersenang senang saja.  Bukankah kebahagiaan itu bersumber dari sanubari hati ketika kita mampu  melepaskan segala atribut dunia yang menjadi sumber keangkuhan.  Sekali lagi mari luruskan niat menulis semata untuk kebaikan bersama  dan kemaslahatan umat.

 Salamsalaman

 TD

Ikuti tulisan menarik TD Tempino lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB