x

Ratusan siswa sekolah dasar mengangkat surat hasil karya mereka yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo dalam acara memperingati hari surat-menyurat internasional di lapangan Sekolah Dasar Sendangsari, Pengasih, Kulonprogo, Yogyakarta, 12 Oktober

Iklan

Satria Baja Hitam

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

5 Alasan Kenapa Sistem Pendidikan Finlandia No. 1 di Dunia

Tidak ada murid yang bodoh, yang ada hanya guru yang tidak berkualitas

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ketika sekolah dulu, rasanya mustahil kita bisa dilandih murid yang pintar kalau dapat ranking paling gede nomornya. Apalagi kalau gak lulus (UN) Ujian Nasional, rasanya dunia tamat di titik itu. Ketatnya persaingan di sekolah mungkin memang bermaksud agar kita terpacu jadi lebih pintar. Namun sudah tahukah kamu, negara dengan pendidikan terbaik dan murid paling cerdas di dunia, yaitu Finlandia justru melakukan sesuatu yang sebaliknya?

Sangat berbeda dengan kita yang harus menjalani (UN) Ujian Nasional tiap mau naik jenjang sekolah, selama sekolah pelajar di Negara Finlandia hanya menghadapi satu kali (UN) Ujian Nasional ketika mereka mencapai umur 16 tahun. Tidak hanya kemudian minim tugas rumah, pelajar di Negara Finlandia juga mendapatkan waktu istirahat hampir 3 kali lebih panjang daripada pelajar di negara lain. Namun anehnya dengan sistem yang seperti itu entah apa sebabnya mereka justru dapat belajar lebih pintar dan jauh lebih baik. Ternyata ini rahasianya,

1. Di Finlandia, Anak-anak Harus 7 Tahun Dulu Baru Boleh Sekolah

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Orang tua jaman sekarang pasti udah pusing kalau memikirkan pendidikan anak. Anaknya belum selesai sekolah 3 tahun saja sudah ngantri biar dapat pre-school bagus gara-gara khawatir kalau di awal-awal aja sekolahnya gak bagus, bisa jadi susah dapat sekolah SD, SMP, dan SMA yang bagus. Di Negara Finlandia tidak ada rasa was-was seperti itu. Bahkan menurut hukum, anak-anak baru boleh disuruh bersekolah ketika berusia 7 tahun.

Awal yang lebih telat bila dibandingkan negara-negara lain. Tetapi ternyata, itu justru berdasarkan pertimbangan mendalam mengenai kesiapan mental anak-anak untuk duduk di ruang kelas. Mereka juga percaya kelebihan bermain dalam belajar, berimajinasi, dan menemukan jawaban sendiri. Anak-anak di usia itu justru dimotivasi untuk dilebihkan porsi bermain dan bersosialisasi dengan rekan sebaya. Tidak hanya itu, mereka juga dibiasakan untuk meneliti/observasi sendiri lingkugannya. Bahkan penilaian tugas tidak dilaksanakan guru sampai mereka memasuki kelas 4 SD. Sampai jenjang SMA pun, permainan interaktif masih mendominasi metode belajar.

Pelajar di Finlandia sudah terbiasa menemukan sendiri cara pembelajaran yang paling menyenangkan bagi mereka, sehingga nantinya tidak merasa dipaksa untuk belajar. Oleh sebab itu walaupun mulai telat, tetapi pelajar berusia 15 tahun di Negara Finlandia justru berjaya menekuk lutut murid lain dari penjuru dunia dalam ujian internasional Programme for International Student Assessment (PISA). Itu membuktikan keutamaan dan efektivitas cara belajar di Negara Finlandia.

2. Satu jam; 45 menit belajar, 15 menit istirahat

Tahukah kamu bahwa untuk setiap 45 menit pelajar di Negara Finlandia belajar, mereka deprogram untuk memperoleh istirahat sepanjang 15 menit? Orang-orang di Negara Finlandia mengimani bahwa kompetensi optimal murid dalam memperoleh pengetahuan baru yang diajarkan justru akan datang, jika mereka memilliki kesempatan merehatkan otak dan mengumpulkan fokus baru. Mereka juga menjadi lebih produktif di jam-jam belajar sebab mereka paham bahwa toh setelah ini mereka akan dapat kembali bermain.

Di samping menumbuhkan kemampuan fokus di atas, mendapatkan jam rehat yang lebih lama di sekolah juga sebenarnya mempunyai khasiat bagi kesehatan. Mereka jadi lebih aktif bergerak dan bermain, tidak hanya duduk di ruangan. Bagus juga kan kalau tidak membiasakan anak-anak dari kecil untuk terlalu sering duduk.

3. Sekolah Negeri Bebas Biaya; Sekolah Swasta Diawasi Agar Tetap Terjangkau

Satu lagi, faktor yang membikin orang tua di Finlandia nggak mesti khawatir milih sekolah yang baik untuk anaknya, sebab semua sekolah/ tempat belajar di Negara Finlandia itu sama baiknya. Dan yang lebih keren lagi, sama gratisnya. Sistem pendidikan di Finlandia melembaga atas dasar kesetaraan. Bukan memrogramkan subsidi pada mereka yang membutuhkan, namun memberi pendidikan gratis dan berkualitas untuk semuanya.

Pembaharuan pendidikan yang diprakarsai ketika tahun 1970-an tersebut membuat sistem kepercayaan yang menghapus evaluasi atau peringkat sekolah sehingga antara sekolah nggak perlu merasa berkompetisi. Sekolah swasta pun diatur dengan peraturan ketat supaya tidak membebankan biaya tinggi pada siswa.

Tidak berhenti dengan biaya pendidikan tanpa biaya, pemerintah Finlandia juga menyediakan pelayanan pendukung proses pembelajaran seperti makan siang, biaya kesehatan, dan transportasi sekolah secara gratis. Memang sih sistem kayak gini bisa berjalan karena stabilitas perekonomian Negara Finlandia. Tapi jika memahami sentralnya kedudukan pendidikan dalam membentuk masa depan bangsa, seharusnya setiap negara juga berinvestasi besar pada pendidikan.

4. Guru Dibiayai untuk Mendapatkan Gelar Master. Gaji Guru Termasuk Pendapatan Tertinggi di Finlandia

Selain kesetaraan fasilitas dan tunjangan dana yang bersumber dari pemerintah, penyangga utama dari kualitas seimbang yang ditemukan di semua sekolah di Negara Finlandia adalah kualifikasi guru-gurunya yang setinggi langit. Guru menjadi salah satu pekerjaan paling bermartabat di Finlandia. Penghasilan guru di Finlandia pun lebih dari dua kali lipat dari guru di Amerika. Tidak peduli jenjang SD atau SMA, semua guru di Finlandia diharuskan memegang gelar master yang dibiayai penuh oleh pemerintah dan memiliki tesis yang sudah dipublikasi.

Finlandia memahami bahwa guru tidak lain adalah orang yang paling berpengaruh dalam meningkatkan mutu pendidikan generasi masa depannya. Maka dari itu, Negara Finlandia berinvestasi besar-besaran untuk meningkatkan mutu tenaga pengajarnya. Tidak saja kualitas, pemerintah Negara Finlandia juga memastikan bahwa ada cukup guru untuk pembelajaran intensif yang maksimal. Ada 1 guru untuk 12 siswa di Finlandia, rasio yang jauh lebih besar dibandikan negara-negara lain. Jadi, guru bisa memberikan perhatian khusus untuk tiap anak, nggak Cuma berdiri di depan kelas.

Jika Indonesia ingin semaju Negara Finlandia dalam hal pendidikan, guru-guru kita selayaknya juga harus mendapatkan sokongan semacam ini. Kalau perhatian kita ke guru kurang, kenapa kita menuntut mereka harus memberikan yang terbaik dalam proses pembelajaran? Tidak adil 'kan?

5. Gurulah yang Paling Tahu Tentang Muridnya, Bukan Ujian Nasional!

Kredibilitas dan mutu tenaga pengajar yang tinggi memungkinkan pemerintah menyerahkan tanggung jawab membentuk kurikulum dan evaluasi pembelajaran langsung kepada mereka. Hanya terdapat garis pedoman nasional longgar yang harus diikuti. Ujian Nasional pun tidak diperlukan. Pemerintah meyakini bahwa guru adalah orang yang paling mengerti kurikulum dan cara penilaian terbaik yang paling sesuai dengan siswa-siswa mereka.

Diversitas siswa seperti keberagaman tingkatan sosial atau latar belakang kultur biasanya jadi tantangan sendiri dalam menyeleraskan mutu pendidikan. Bisa jadi gara-gara fleksibilitas dalam sistem pendidikan Finlandia itu, semua diversitas justru bisa difasilitasi. Jadi dengan caranya sendiri-sendiri, siswa-siswa yang berbeda ini bisa mengembangkan potensinya secara maksimal.

Ikuti tulisan menarik Satria Baja Hitam lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB