x

Iklan

Ulfah Kawaii Patra

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

KRL Bekasi Jadi 'UFO'

Kritik terhadap KRL Bekasi agar ke depannya dapat menjadi UFO, yaitu Unstoppable, Flexible dan Organizable.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

“Terima kasih telah menggunakan jasa angkutan kereta commuterline jabodetabek”, itu adalah informasi yang akan menyadarkan kita sebagai pengguna kRL bahwa kita telah tiba di pemberhentian berikutnya. Ya, KRL di jaman ini memang menjadi moda trnasportasi pilihan masyarakat. Namun ironisnya, peningkatan penumpang tidak disertai dengan peningkatan fasilitas tetapi justru peningkatan tarif. PT. KAI (Kereta Api Indonesia) Commuterline Jabodetabek atau PT. KCJ sudah selayaknya menjadikan KRL khususnya KRL Bekasi sebagai UFO. UFO disini bukan hanya bermakna menjadi yang lain dari biasanya, namun harus menjadi KRL yang bersifat Unstoppable, Flexible dan Organizable.

KRL jurusan Bekasi yang kita ketahui hanya memiliki satu jurusan, yaitu Bekasi – Jakarta Kota dan sebaliknya. Sehingga untuk rute lainnya, para pengguna diharuskan transit dan menggunakan krl jurusan lainnya. Padahal jika dilihat, commuters (sebutan untuk pengguna KRL) dari Bekasi mencapai lebih dari tiga puluh ribu penumpang setiap harinya. Hal ini ditegaskan pula oleh Kepala Stasiun Bekasi Rohman melalui media Tempo bahwa stasiun Bekasi ada di posisi ketiga penumpang KRL terbanyak.

Sebagai jalur yang paling banyak dilalui oleh kereta jarak jauh, KRL Bekasi mengalami lebih banyak antrian yang menyebabkan pemberangkatan tidak sesuai dengan jadwal. Penumpukan penumpang pun terjadi khususnya di Stasiun Manggarai dan Stasiun Jatinegara yang merupakan stasiun transit. Belum siapnya infrastruktur double-double track (DDT) yang direncanakan akan dibangun sepanjang Manggarai sampai Cikarang juga memperparah kondisi ini.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Banyaknya gangguan yang sering terjadi, seperti gangguan sinyal, gangguan wesel, gangguan listrik ataupun KRL yang anjlok, membuat pengguna menjadi resah. Mereka yang rela berdiri di tengah penuh sesaknya penumpang demi hadir lebih awal di kantor atau sekolah, harus bersabar ketika perjalanannya menjadi terhambat dan menerima jika mengalami keterlambatan akibat gangguan-gangguan tersebut yang berlangsung sekitar 30 – 60 menit bahkan lebih. Seperti gangguan wesel yang terjadi di jalur 12 Stasiun Jakarta Kota tanggal 16 November 2016 kemarin. Gangguan tersebut baru berhasil diselesaikan sekitar 5 jam kemudian setelah membuat dampak antrian kereta yang panjang.

Ada baiknya seluruh faktor tersebut harus menjadi pertimbangan dari PT. KCJ untuk memaksimalkan operasional KRL. Jika saja KRL, khususnya KRL Bekasi sudah bersifat unstoppable, flexible dan organizable yaitu tidak berhenti hanya karena mengalah pada kereta jarak jauh, sudah memiliki jalur sendiri, serta pengaturan untuk keseluruhan operasional, fasilitas, sarana dan prasarana dapat diatur dengan baik atau terorganisir, maka hal-hal tersebut dapat diminimalisir. Dengan peningkatan tarif yang sudah berjalan hampir 2 bulan, seharusnya PT. KCJ dapat meyakinkan para penggunanya bahwa pelayanan KRL akan terus meningkat dan memberikan kepuasan. Ke depannya, KRL Bekasi harus menjadi UFO, unstoppable, flexible dan organizable bagi seluruh pengguna.

Ikuti tulisan menarik Ulfah Kawaii Patra lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB