x

Lambang Garuda Pancasila dalam kirab kebangsaan yang digelar oleh masyarakat Yogyakarta. TEMPO/Handwahyu

Iklan

Sukadir Alkatiri

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Rentannya Moralitas Anak Bangsa Memicu Konflik Sosial

Situasi Indonesia pada akhir-akhir ini begitu memprihatinkan, berkembangnya “Kasus atas Penistaan Agama”

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Situasi Indonesia pada akhir-akhir ini begitu memprihatinkan, berkembangnya “Kasus atas Penistaan Agama” yang semakin merembah hingga rentan terhadap masuknya berbagai kepentingan tertentu.  Begitu banyak masalah yang menimpa anak Bangsa dalam bentuk krisis multidimensional, kondisi tersebut sebenarnya berhulu pada krisis moral. Setiap hari kita disuguhi berita-berita bernuasa SARA dengan dilatarbelakangi berbagai kepentingan-kepentingan tertentu demi mencapai tujuan yang diharapkan. Mayoritas pemicu faktor tersebut didasari karena adanya krisis nilai-nilai moralitas anak bangsa karena moralitas memberi dasar maupun warna sekaligus penentu arah tindakan sekaligus merupakan kesadaran tentang prinsip baik bersifat ke dalam yang tertanam di dalam diri manusia yang akan mempengaruhi cara berpikir dan bertindak.

Jika seorang memiliki moralitas individu baik, maka akan muncul di dalam sikap serta perilaku, seperti sopan, rendah hati, tidak suka menyakiti orang lain, toleran, suka menolong, bekerja keras, rajin belajar, rajin ibadah dan lain-lain yang muncul dari dalam, bukan karena dipaksa dari luar.

Seorang yang moralitas individunya lemah akan terpengaruh untuk menyesuaikan diri dan mengikuti. Namun sebaliknya, seseorang yang memiliki moralitas individu baik akan tidak terpengaruh bahkan dapat mempengaruhi lingkungan yang bermoral buruk tersebut. Orang yang bermoral tentu mengerti mana arah yang akan dituju, sehingga pikiran dan langkahnya akan diarahkan kepada tujuan tersebut, apakah tujuannya hanya untuk kesenangan duniawi diri sendiri saja atau untuk kesenangan orang lain atau lebih jauh untuk kebahagiaan ruhaniah yang lebih abadi, yaitu pengabdian pada Tuhan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nilai-nilai Pancasila apabila betul-betul dipahami, dihayati dan diamalkan tentu mampu menurunkan angka korupsi. Penanaman satu sila saja, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, apabila bangsa Indonesia menyadari jati dirinya sebagai makhluk Tuhan, tentu tidak akan mudah menjatuhkan martabat dirinya ke dalam konflik sosial antar anak bangsa.

Apa yang harus dilakukan anak bangsa?

Perlu adanya proses penanaman terhadap nilai-nilai jati diri Bangsa sebagai identitas dirinya. Proses edukasi yang paling efektif yaitu adanya stimulus pengaruh lingkungan dan media sosial yang positif.

  • Faktor informal di lingkungan keluarga harus menjadi landasan utama dengan didukung faktor formal di lingkungan sekolah serta dissokong nonformal di lingkungan masyarakat yang kondusif.
  • Peran media sosial secara positif dan edukasi akan sangat penting karena memiliki daya jangkau serta daya pengaruh yang sangat kuat bagi masyarakat. Tentunya Media sosial yang mempunyai visi dan misi yang mendidik anak bangsa dalam rangka membangun karakter yang lebih arif namun tetap berkepribadian Indonesia.
  • Saling menahan diri dengan didasari kesadaran akan Berbangsa maupun Bernegara tanpa harus membangun konflik antar anak Bangsa.  Sadari bahwa Tuhan akan memberi persoalan pada umatnya dan percaya Tuhan akan memberi solusinya. Tunjukan bahwa kita ini merupakan anak Bangsa Indonesia yang punya jati diri nan luhur sebagai nilai-nilai identitasnya.

Ikuti tulisan menarik Sukadir Alkatiri lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler